Rasio Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 30,3% Terhadap PDB

Rasio Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 30,3% Terhadap PDB

harianfakta.com – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia Januari 2023 tercatat meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi ULN Indonesia pada Januari 2023 sebesar US$404,9 miliar. Posisi utang luar negeri periode tersebut naik dibandingkan dengan Januari 2022 yang sebesar US$413,6 miliar.

Dengan besaran ULN Indonesia ini, rasio utang produk domestik bruto (PDB) pada Januari 2023 sebesar 30,3% atau naik tipis dari bulan sebelumnya sebesar 30,1%.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono memerinci dari posisi utang luar negeri tersebut, utang pemerintah mencapai US$ 194,3 miliar dan utang luar negeri swasta mencapai US$201,2 miliar.

“Pertumbuhan ULN Indonesia pada Januari 2023 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,9% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,1% (yoy),” kata Erwin di Jakarta, kemarin.

Utang luar negeri pemerintah pada Juli 2021 mencapai US$194,3 miliar atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 2,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 6,8% (yoy).

Perkembangan ULN tersebut terutama didorong oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional. Hal ini seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang makin meningkat.

Menurut pandangan BI, utang luar negeri pemerintah tetap dikelola secara kredibel dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. Sementara utang luar negeri swasta di periode Januari 2023 sebesar US$201,2 miliar, atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,5% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,8% (yoy).

Pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) mengalami kontraksi sebesar 1,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,5% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan (financial corporations) mengalami kontraksi 3,1% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 2,7% (yoy).

error: Content is protected !!
Exit mobile version