Tuorism Events Topang Pencapaian Target Kunjungan 7,4 Juta Wisman

Tuorism Events Topang Pencapaian Target Kunjungan 7,4 Juta Wisman

harianfakta.com – JAKARTA – Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Dr N Rusmiati berpendapat, program tourism events yang digagas oleh pemerintah sangat berkontribusi dalam mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Tanah Air.

Bahkan, program tersebut diyakini bisa menopang untuk mengejar target kunjungan 7,4 juta wisman dan pergerakan 1,2 miliar wisnus yang diproyeksikan pemerintah tahun 2023.

Dia memberikan beberapa contoh tourism event yang terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisman, di antaranya World Superbike di Mandalika (Lombok, Nusa Tenggara Barat) dan F1 Powerboat di Danau Toba (Sumatra Utara), dan Quicksilver World Surving Competition di G Land (Grajagan) Beach Banyuwangi, Jawa Timur.

“Events seperti ini sangat bisa menarik penggemar-penggemar berat dimaksud. Event Superbike pasti dikejar oleh penggemar beratnya dari seluruh dunia. Demikian juga untuk Surfing pasti akan dikejar oleh penggemar dari seluruh dunia dan jumlahnya cukup signifikan,” ujar Rusmiati kepada Investor Daily, Sabtu (4/3/2023).

Beberapa terobosan lain juga masih bisa dikerjakan oleh pemetintah maupun pelaku pariwisata, yaitu dengan cara menambah kuantitas dan kualitas events yang berkelas international, antara lain balap sepeda intetnational, kejuaraan tinju international WBC-WBO, tenis, badminton, serta events dalam negeri yang dibuat sebagai gelaran rutin yang dijadwalkan (calender of events).

“Itu harus disertai dengan kebijakan yang mempermudah perjalanan dari luar maupun dalam negeri,” imbuhnya.

Sementara itu, pemerintah dan pelaku pariwisata juga disebutnya perlu mengubah mindset agar masyarakat Indonesia lebih memilih objek wisata di dalam negeri dibandingkan luar negeri.

Selain perlu adanya calender of events, lanjut dia, objek-objek pariwisata di Tanah Air harus dipromosikan dengan bagus dan secara professional. Objek wisata juga perlu ditopang dengan penyediaan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman bagi wisatawan.

“Semua itu harus dilakukan dengan profesional, tidak dengan cara asal-asalan,” tegas Rusmiati.

Ekosistem industri pariwisata dalam negeri, terutama sektor perhotelan, restoran/makanan minuman, travel/transportasi (khususnya penerbangan), kesehatan, olahraga, industri kerajinan/kreatif UMKM, dan lainnya juga harus dikelola dengan manajemen pariwisata yang professional.

Butuh Insentif

Khusus untuk penerbangan, dia mendorong maskapai agar mau memberikan insentif bagi pengguna jasa penerbangan untuk rute-rute tertentu, terutama untuk kunjungan ke objek wisata baru.

“Kalau untuk insentif yang dibutuhkan oleh pelaku pariwisata adalah tambahan modal operation, berupa soft loan (pinjaman lunak) dari pemerintah,” imbuhnya.

Tak lupa, Rusmiati pun menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo yang sangat memperhatikan dan mendukung industri pariwisata di Tanah Air sebagai salah satu penyumbang besar devisa negara.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno juga disebutnya selalu bekerja sama dengan ASITA untuk memajukan industri pariwisata di Indonesia. ASITA saat ini memayungi sekitar 7.000 agen perjalanan (travel agents) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

error: Content is protected !!
Exit mobile version