12 Obat-obatan Pemicu Tekanan Darah Tinggi yang Perlu Diketahui

12 Obat-obatan Pemicu Tekanan Darah Tinggi yang Perlu Diketahui

harianfakta.com – Beberapa obat-obatan baik yang diresepkan dan dijual bebas dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

Mengutip Kementerian Kesehatan, ukuran tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg atau dibaca sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg.

Sementara tekanan darah tinggi , jika berada di skala lebih dari 140/90 mmHg.

Berikut beberapa obat-obatan yang dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi . Jika Anda menggunakan salah satu dari obat ini dan khawatir tentang efek sampingnya, disarankan berkonsultasi pada dokter.

1. Obat pereda nyeri

Mengutip Mayo Clinic, obat pereda nyeri (NSAID) sering digunakan untuk menghilangkan rasa sakit atau mengurangi peradangan dari kondisi seperti radang sendi.

Namun, NSAID dapat menyebabkan Anda menahan cairan dan menurunkan fungsi ginjal. Pada akhirnya, itu menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

Mengutip WebMD, tidak berhenti di situ, efek samping NSAID juga akan memberikan tekanan lebih besar pada jantung dan ginjal.

Obat-obatan pereda nyeri ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, jika dikonsumsi dengan dosis sangat tinggi.

Contoh obat pereda nyeri pemicu tekanan darah tinggi meliputi:

  • Indometasin (Indocin, Tyvorbex)
  • Piroksikam (Feldene)
  • Obat dijual bebas, seperti aspirin, naproxen sodium (Aleve) dan ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya)

2. Obat flu (dekongestan)

Mengutip Mayo Clinic, obat dekongestan yang digunakan sebagai obat flu dapat mempersempit pembuluh darah.

Itu membuat darah lebih sulit mengalir, sehingga dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

Dekongestan juga dapat membuat beberapa obat tekanan darah bekerja kurang efektif.

Contoh obat dekongestan dengaan efek samping meningkatkan tekanan darah, yaitu:

  • Pseudoephedrine (Sudafed 12 hour)
  • Phenylephrine (Neo-Synephrine)

3. Antidepresan

Mengutip Mayo Clinic, obat-obatan antidepresan bekerja dengan mengubah respons tubuh Anda terhadap bahan kimia otak, seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin, yang memengaruhi suasana hati Anda.

Di sisi lain, bahan kimia dari obat-obatan antidepresan ini memberikan efek samping yang membuatnya meningkatkan tekanan darah Anda.

Contoh antidepresan yang dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi adalah:

  • Inhibitor monoamine oksidase
  • Tricyclic antidepressants
  • Fluoxetine (Prozac dan Sarafem)

4. Obat migrain

Mengutip WebMD, beberapa obat migrain bekerja dengan mengencangkan pembuluh darah di kepala Anda. Ini mengurangi rasa sakit migrain.

Di sisi lain, obat ini memberikan efek samping yang menyempitkan pembuluh darah di seluruh tubuh Anda.
Ini membuat tekanan darah Anda meningkat, bisa saja berada di tingkat yang berbahaya.

Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau jenis penyakit jantung lainnya, bicarakan dengan dokter Anda sebelum minum obat untuk migrain atau sakit kepala parah.

5. Obat penurun berat badan

Mengutip WebMD, beberapa obat penurun berat badan dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi Anda.

Obat yang berkerja menekan nafsu makan bisa membuat tekanan darah meningkat dan memberikan lebih banyak tekanan pada jantung Anda.

Sebelum menggunakan obat penurun berat badan, baik yang diresepkan atau dijual bebas, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Obat-obatan penurun berat badan dapat berguna untuk menurunkan berat badan, tetapi mungkin lebih berbahaya saat dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang.

6. Kontrol kelahiran hormonal

Mengutip Mayo Clinic, pil KB dan alat kontrasepsi hormonal lainnya mengandung hormon yang dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi dengan mempersempit pembuluh darah Anda.

Hampir semua pil KB, patch, dan cincin vagina datang dengan peringatan bahwa tekanan darah tinggi mungkin merupakan efek samping.

Risiko tekanan darah tinggi lebih besar, jika Anda berusia lebih dari 35 tahun, kelebihan berat badan, atau perokok.

Tidak semua wanita akan mengalami peningkatan tekanan darah akibat penggunaan kontrasepsi hormonal.

Untuk memastikan kesehatan Anda, penting memeriksa tekanan darah Anda setidaknya setiap 6-12 bulan.

Jika Anda sudah memiliki tekanan darah tinggi, pertimbangkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang berbeda.

Hampir semua pil KB dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Namun tekanan darah Anda mungkin tidak akan meningkat, jika Anda menggunakan pil KB atau perangkat yang mengandung dosis estrogen yang lebih rendah.

7. Suplemen herbal

Mengutip Mayo Clinic, suplemen herbal belum tentu aman hanya karena alami.

Sejumlah obat suplemen herbal dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

Beberapa suplemen herbal juga dapat mengganggu kerja obat tekanan darah.

Contoh suplemen herbal yang dapat memengaruhi tekanan darah atau obat tekanan darah Anda meliputi:

  • Arnica (Arnica montana)
  • Ephedra (ma-huang)
  • Ginseng (Panax quinquefolius dan Panax ginseng)
  • Guarana (Paullinia cupana)
  • Licorice (Glycyrrhiza glabra)

Anda perlu berkonsultasi dari dokter sebelum mengkonsumsi suplemen herbal, terutama jika Anda sudah memiliki masalah dengan tekanan darah atau penyakit jantung.

8. Terapi biologis

Mengutip Mayo Clinic, obat yang digunakan dalam terapi biologis dapat memiliki efek samping yang meningkatkan tekanan darah.

Beberapa obat ini menargetkan sel-sel tertentu dan beberapa menggunakan sistem imun tubuh Anda sendiri untuk melawan berbagai penyakit autoimun dan kanker.

Inhibitor angiogenesis khususnya dan beberapa antibodi monoklonal dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

Contoh obat ini antara lain:

  • Bevacizumab (Avastin)
  • Gefitinib (Iressa)
  • Imatinib (Gleevec)
  • Pazopanib (Votrient)
  • Ramucirumab (Cyramza)

9. Imunosupresan

Mengutip Mayo Clinic, obat ini diberikan kepada hampir semua orang yang telah menjalani transplantasi organ.

Beberapa imunosupresan dapat meningkatkan tekanan darah Anda, mungkin karena cara imunosupresan dapat mempengaruhi ginjal Anda.

Contoh imunosupresan yang dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi meliputi:

  • Siklosporin (Neoral, Sandimmune, Gengraf)
  • Tacrolimus (Astagraf XL, Prograf, Envarsus XR)

10. Stimulan

Mengutip Mayo Clinic, beberapa obat stimulan dapat menyebabkan jantung Anda berdetak lebih cepat atau tidak teratur dan meningkatkan tekanan darah.

Obat stimulan yang dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi meliputi Ritalin, Concerta, dan lainnya.

Periksakan tekanan darah Anda secara teratur jika Anda mengonsumsi stimulan.

Jika tekanan darah Anda meningkat atau tidak terkontrol dengan baik, tanyakan kepada dokter Anda tentang alternatif obat ini.

11. Kafein

Mengutip Mayo Clinic, kafein dapat menyebabkan lonjakan sementara tekanan darah pada orang yang tidak menggunakannya secara teratur.

Kafein memblokir hormon yang membuat pembuluh darah Anda tetap terbuka, sehingga darah dapat dengan mudah melewatinya.

Hal tersebut dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi untuk sementara.

Namun, tidak ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa kafein meningkatkan tekanan darah Anda dalam jangka panjang.

Contoh obat dan produk yang mengandung kafein meliputi:

  • Pil kafein (Vivarin dan lainnya)
  • Kopi
  • Minuman energi dan minuman lainnya

Kandungan kafein kopi bisa sangat bervariasi, jadi sulit untuk mengatakan berapa cangkir kopi yang bisa Anda minum sehari.

Untuk melihat apakah kafein meningkatkan tekanan darah Anda, periksa tekanan darah Anda sekitar 30 menit setelah minum secangkir kopi atau minuman berkafein lainnya.

Jika tekanan darah Anda naik 5-10 poin, Anda mungkin sensitif terhadap efek peningkatan tekanan darah dari kafein.

12. Obat-obatan terlarang

Mengutip Mayo Clinic, obat-obatan terlarang dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi dengan mempersempit arteri yang memasok darah ke jantung Anda.

Obat-obatan ini juga meningkatkan detak jantung Anda dan merusak otot jantung Anda.

Contoh obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi jantung Anda meliputi:

  • Amfetamin, termasuk metamfetamin
  • Steroid anabolik
  • Kokain
  • MDMA

Jika Anda menggunakan obat-obatan terlarang, penting untuk berhenti. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi program perawatan obat.

error: Content is protected !!
Exit mobile version