7 Pilihan Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Emboli Paru

7 Pilihan Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Emboli Paru

harianfakta.com – Diagnosis emboli paru bisa didapatkan dari pelaksanaan serangkaian pemeriksaan medis. Pemeriksaan tersebut akan dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan saat Anda mengeluhkan gejala emboli paru ke rumah sakit. Apa saja pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis emboli paru?

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis emboli paru

Emboli paru mungkin cukup sulit didiagnosis, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan kesehatan jantung atau paru.

Oleh karena itu, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, hingga meminta tes tambahan lainnya.

Jika Anda sedang hamil atau telah melahirkan selama 6 bulan ke belakang dan mengalami gejala emboli paru, sebaiknya segera periksakan kondisi Anda.

Segala gejala deep vein thrombosis (DVT) atau emboli paru pada ibu hamil maupun wanita yang baru melahirkan perlu ditanggapi secara serius dan dinvestigasi dengan segera.

Berikut ini penjelasan soal berbagai pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendiagnosis emboli paru.

1. Tes darah

Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk melihat zat pelarut gumpalan yang disebut D dimer.

Kadar yang tinggi mungkin menunjukkan kemungkinan peningkatan penggumpalan darah.

Tes darah juga berfungsi untuk mengukur jumlah oksigen dan karbondioksida dalam darah Anda. Pasalnya, bekuan pada pembuluh darah di paru-paru dapat menurunkan tingkat oksigen dalam darah.

Selain itu, tes darah bisa dilakukan untuk menentukan apakah Anda memiliki kelainan pembekuan darah atau tidak.

2. Rontgen dada

Pemeriksaan ini akan membantu menunjukkan gambar jantung dan paru-paru Anda pada film. Namun, rontgen atau sinar-X tidak dapat mendiagnosis emboli paru secara langsung.

Dikutip dari Mayo Clinic, hasil rontgen dada pasien emboli paru mungkin tampak normal sehingga bisa dijadikan diagnosis penyakit lain yang bisa saja berkaitan dengan penyakit lain.

3. Ultrasound (USG)

Sebuah pemeriksaan yang dikenal sebagai ultrasonografi dupleks menggunakan gelombang suara untuk melihat pembuluh darah di paha, lutut, betis, hingga lengan Anda.

Secara lebih rincinya, USG dapat membantu memeriksa pembekuan darah vena dalam di beberapa bagian tubuh tersebut.

Pemeriksaan ultrasound dapat membantu mendiagnosis emboli paru ini dilakukan dengan menggerakkan alat berbentuk tongkat (transduser) di atas kulit.

Selanjutnya, gelombang suara diarahkan ke pembuluh darah yang sedang diuji.

Gelombang tersebut kemudian dipantulkan kembali ke transduser untuk menunjukkan gambar bergerak di komputer.

Jika gumpalan tidak terlihat, kemungkinan DVT bisa berkurang. Namun, jika gumpalan terlihat, dokter mungkin akan segera merancang rencana pengobatan emboli paru untuk Anda.

4. CT angiografi paru

British Lung Foundation menyebutkan bahwa pemeriksaan bernama computerised tomography pulmonary angiography (CTPA) atau CT angiografi paru dibutuhkan untuk melihat pembuluh darah di paru-paru Anda.

CT angiografi paru dapat menunjukkan gambar 3D yang mampu mendeteksi kelainan, seperti emboli paru di dalam arteri paru-paru Anda.

5. Pemindaian ventilasi-perfusi (V/Q scan)

Jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk mendapatkan paparan radiasi atau kontras dari CT scan, pemindaian V/Q bisa dilakukan.

Selama pemeriksaan untuk membantu diagnosis emboli paru ini, alat pelacak disuntikkan ke pembuluh darah di lengan Anda.

Pelacak ini dapat memetakan aliran darah (perfusi) dan membandingkannya dengan aliran udara ke paru-paru (ventilasi).

V/Q scan juga digunakan untuk menentukan apakah gumpalan darah menyebabkan gejala hipertensi pulmonal atau hipertensi paru.

6. Angiogram paru

Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang aliran darah di arteri paru-paru. Ini adalah cara paling akurat untuk mendiagnosis emboli paru.

Namun, pemeriksaan ini memerlukan keterampilan tingkat tinggi sehingga biasanya baru akan dilakukan jika pemeriksaan lain gagal mendiagnosis emboli paru.

Angiogram paru dilakukan dengan memasukkan tabung fleksibel (kateter) ke dalam vena besar (biasanya di selangkangan) dan dimasukkan melalui jantung ke dalam arteri paru.

Pewarna khusus kemudian disuntikkan ke dalam kateter dan sinar-X diambil saat pewarna berjalan di sepanjang arteri di paru-paru.

7. MRI

MRI adalah tes pencitraan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio yang dihasilkan komputer untuk membuat gambar detail organ dan jaringan di dalam tubuh.

Pemeriksaan untuk membantu mendiagnosis emboli paru ini biasanya direkomendasikan bagi wanita hamil demi menghindari bahaya radiasi.

MRI mungkin juga berguna untuk orang-orang dengan gangguan ginjal tertentu.

Diagnosis emboli paru perlu dilakukan dengan tepat supaya pasien mendapatkan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisinya.

Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter jika mengalami gejala emboli paru. Deteksi dini penyakit emboli paru dapat membantu menurunkan risiko perkembangan penyakit.

error: Content is protected !!
Exit mobile version