9 Penyakit Sistem Reproduksi Pria yang Perlu Diwaspadai

9 Penyakit Sistem Reproduksi Pria yang Perlu Diwaspadai

harianfakta.com – Kebanyakan orang hanya mengenal impotensi atau disfungsi ereksi sebagai penyakit pada sistem reproduksi pria. Padahal, ada beragam penyakit dan gangguan yang dapat berdampak pada sistem reproduksi pria.

Ketahui daftar penyakit yang bisa memengaruhi sistem reproduksi pria.

Gangguan pada sistem reproduksi pria

Penyakit pada sistem reproduksi pria tidak hanya memengaruhi kesuburan, sebagian di antaranya juga mengakibatkan kesulitan berhubungan intim.

Berikut ini adalah daftar gangguan sistem reproduksi pria yang umum dialami.

1. Ejakulasi dini

Ejakulasi dini adalah kondisi saat seorang pria berejakulasi lebih cepat dari yang diinginkan ketika melakukan hubungan intim.

Keluarnya air mani bisa terjadi sebelum melakukan penetrasi, misalnya ketika memulai foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan intim.

Ada juga yang mengalaminya saat baru melakukan penetrasi atau beberapa sesudah penetrasi dilakukan. Pada dasarnya, kondisi ini disebabkan hilangnya kontrol terhadap orgasme.

Beberapa masalah psikologis, seperti depresi, stres, hingga gangguan kecemasan bisa memengaruhi terjadinya ejakulasi dini.

2. Disfungsi ereksi

Impotensi atau disfungsi ereksi terjadi ketika seorang pria tidak mempunyai kemampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis.

Padahal, ereksi penis yang cukup diperlukan agar memperoleh orgasme dan ejakulasi saat berhubungan seksual.

Disfungsi ereksi juga dapat menjadi tanda masalah kesehatan lain dan membutuhkan perawatan medis khusus, contohnya penyakit jantung dan pembuluh darah.

Selain gangguan kardiovaskuler, gangguan pada sistem reproduksi pria ini kerap kali disebabkan oleh stres dan depresi.

Pemakaian jenis obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan kondisi ini.

ARTIKEL TERKAIT

PENYAKIT PADA PRIA

Priapismus, Ketika Ereksi Terjadi Terus-menerus

Priapismus adalah kondisi penis ereksi berkepanjangan selama beberapa jam dan tak terkontrol meski tak ada rangsangan seksual. Pada kondisi ini, penis sebagai organ reproduksi mengalami disfungsi atau tidak bekerja sebagaimana mestinya. Apa itu priapismus? Saat ereksi normal, darah akan mengalir deras menuju penis hingga pria mencapai orgasme. Namun, pada pria yang mengalami priapismus atau priapism, aliran darah menuju […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro• Aug 24

3. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit infeksi yang dapat menular lewat hubungan intim ataupun aktivitas seksual lainnya.

Penularan penyakit menular seksual ini bisa melibatkan hubungan intim menggunakan mulut, anus, vagina, dan penis.

Ada beragam jenis IMS yang mengganggu sistem reproduksi pria, sepert sifilis, klamidia, infeksi HIV, dan herpes genital.

Gejala utama IMS adalah munculnya luka, ruam, serta nyeri pada sistem reproduksi pria.

Namun, penyakit kelamin terkadang juga tidak menunjukkan gejala tertentu.

4. Kanker penis

Kanker penis merupakan tumor ganas yang menyerang kulit dan jaringan penis.

Kondisi ini dapat terjadi saat sel-sel yang berada di penis berkembang secara tidak normal atau tak terkendali.

Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna kulit penis, penebalan kulit penis, benjolan di batang atau kepala penis, benjolan di kelenjar getah bening, dan luka terbuka pada penis.

Orang yang terinfeksi human papillomavirus (HPV) diduga rentan mengalami kanker penis.

Pasalnya, HPV menghasilkan protein yang memblokir kerja gen penekan tumor dalam sel yang memungkinkan sel tumbuh tak terkendali.

5. Balanitis

Balanitis atau radang kepala penis adalah pembengkakan yang disebabkan oleh iritasi kulit di kepala penis. Penyakit ini sering ditemui pada pria yang tidak disunat.

Penyakit ini bisa menimbulkan gejala, seperti rasa sakit pada kepala penis, kulit memerah, bengkak, penis mengeluarkan bau tidak sedap, dan nyeri saat buang air kecil.

Balanitis tergolong penyakit sistem reproduksi pria yang tidak terlalu serius. Namun, ini bisa menjadi indikasi penyakit lain, seperti infeksi jamur atau IMS.

Oleh karena itu, Anda tetap perlu memeriksakan penyakit ini ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

6. Kriptorkismus

Gangguan sistem reproduksi berikutnya adalah kriptorkismus atau undescended testis.

Kondisi ini ditandai dengan testis tidak turun atau pindah ke posisi yang tepat di dalam skrotum, yaitu kantong kulit yang tergantung di bawah penis.

Normalnya sesaat sebelum bayi lahir, testis akan turun ke arah kantong buah zakar.

Namun, ketika mengalami kriptorkismus, testis akan tumbuh dan membesar di dalam perut, tepatnya di dekat ginjal.

Gangguan sistem reproduksi ini erat kaitannya dengan masalah kesuburan pria.

Pasalnya, kondisi ini akan mengganggu fungsi testis yang bekerja memproduksi sperma dan air mani.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh dua penyebab, yakni terbentuknya jaringan atau serat yang menghalangi turunnya testis dan kekurangan hormon testosteron.

7. Peyronie

Peyronie’s disease atau penyakit Peyronie adalah kondisi terbentuknya jaringan parut (luka) di dalam batang penis.

Jaringan parut tersebut kemudian menumpuk di dalam serat putih yang bisa berlokasi di bagian samping, dasar, atau atas penis.

Hal tersebut akan mengakibatkan penis membengkok atau menyusut lantaran jaringan parut yang menebal.

Gangguan sistem reproduksi pria ini bisa menyebabkan rasa sakit atau bahkan ketidakmampuan untuk berhubungan intim lantaran kesulitan penetrasi.

8. Varikokel dan hidrokel

Varikokel merupakan pembesaran pembuluh darah vena di dalam skrotum atau buah zakar. Kondisi ini mirip seperti varises pada kaki.

Sementara itu, hidrokel adalah kondisi skrotum membengkak lantaran penumpukan cairan.

Cairan yang menumpuk di sekitar skrotum bisa disebabkan oleh gangguan pada lapisan jaringan antara organ perut (usus) dengan skrotum.

Kedua penyakit ini tidak menimbulkan rasa sakit atau nyeri.

Namun, bengkak atau benjolan akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti mengganjal di area selangkangan.

Pada pria dewasa, bagian testis atau skrotum mungkin akan terasa lebih berat dari biasanya, terkadang juga timbul rasa panas.

9. Retrograde ejaculation

Ejakulasi terbalik atau retrograde ejaculation adalah kondisi ketika sperma tidak keluar, tetapi masuk ke dalam kandung kemih ketika orgasme.

Meskipun bisa mendapat orgasme atau klimaks seksual, Anda mungkin memancarkan hanya sedikit sperma, bahkan tidak sama sekali.

Terkadang, kondisi ini disebut dengan orgasme kering.

Retrograde ejaculation tidak menyakitkan dan tidak berbahaya. Pria yang memiliki kondisi ini bahkan mungkin tidak menyadarinya.

Harvard Health Publishing menjelaskan urine pada beberapa penderita ejakulasi terbalik menjadi keruh setelah ejakulasi.

Ejakulasi terbalik mungkin menyebabkan infertilitas pada pria.

Pasalnya, ketika ejakulasi yang keluar sangat sedikit, kemungkinan sperma membuahi sel telur menjadi sangat rendah.

Jika khawatir dengan masalah pada sistem reproduksi pria, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis andrologi untuk memperoleh penanganan yang tepat.

error: Content is protected !!
Exit mobile version