Daftar peringkat jenis-jenis diet untuk kesehatan jantung menurut AHA

Daftar peringkat jenis-jenis diet untuk kesehatan jantung menurut AHA

harianfakta.com – Asosiasi Jantung Amerika Serikat atau American Heart Association (AHA) menerbitkan riset terbaru yang memberi penilaian atau peringkat mulai dari yang terbaik hingga kurang baik terhadap ragam diet dengan mempertimbangkan aspek kesehatan jantung.

Mengutip Healthline, disiarkan Jumat (28/4), jenis-jenis diet tersebut dapat dibagi menjadi empat tingkatan dengan tingkat pertama berarti memiliki skor yang baik untuk kesehatan jantung hingga tingkat keempat berarti kurang baik untuk kesehatan jantung.

Penilaian terhadap sejumlah diet yang populer oleh tim peneliti tersebut juga mempertimbangkan poin-poin penting yang ada dalam pedoman diet yang diterbitkan AHA. Berikut rangkumannya.

Peringkat pertama: diet mediterania, pescatarian, dan vegetarian dengan skor rata-rata 85

Ahli diet untuk WellEasy Bari Stricoff mengatakan ketiga diet ini mempromosikan berbagai macam nutrisi yang berfokus pada protein, lemak sehat, biji-bijian (serat), buah-buahan, dan sayuran yang penting untuk gaya hidup sehat.

Diet-diet di peringkat tersebut, menurut Stricoff, menyediakan serat dalam jumlah yang cukup yang penting untuk kesehatan jantung. Serat dapat menurunkan kadar kolesterol, menjaga berat badan tetap sehat, dan menjaga kadar gula darah.

Khusus untuk diet mediterania, beberapa sumber pangan yang baik untuk jantung termasuk minyak zaitun, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan berminyak.

Peringkat kedua: diet vegan dan rendah lemak dengan skor antara 75-85

Diet vegan dan diet rendah lemak dinilai baik untuk menurunkan risiko penyakit jantung karena mempromosikan banyak makan buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Akan tetapi, ahli diet dari Dietitian Ro, Ro Huntriss, mengingatkan bahwa diet vegan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting, seperti omega-3, apabila tanpa disertai suplemen yang tepat. Selain itu, diet vegan juga berisiko untuk kekurangan vitamin B12.

Walaupun diet rendah lemak berarti mengurangi lemak jenuh, Huntriss juga mengingatkan bahwa diet ini kerap mengurangi asupan lemak sehat yang sebetulnya dinilai dapat melindungi kesehatan jantung.

Peringkat ketiga: diet sangat rendah lemak dan rendah karbohidrat dengan skor 55-74

Huntriss mengatakan bahwa diet sangat rendah lemak biasanya menghilangkan banyak lemak sehat serta cenderung lebih tinggi pada sumber karbohidrat dan protein.

Untuk menghilangkan lemak pada produk, dia mengingatkan, justru banyak produsen makanan yang pada akhirnya menambahkan gula dan pemanis sehingga bisa meningkatkan cita rasa.

“Konsumsi produk olahan rendah lemak ini seringkali lebih buruk bagi kesehatan jantung,” ujar Huntriss.

Sementara itu untuk diet rendah karbohidrat, diet jenis ini rendah serat yang dinilai dapat mendukung kadar kolesterol sehat.

Namun, menurut Stricoff, hubungan antara diet rendah karbohidrat dan kesehatan jantung sangatlah kompleks. Hal ituditunjukkan dari beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa diet rendah karbohidrat bisa menguntungkan pada kesehatan jantung, namun, yang lain berpendapat bahwa diet ini bisa memiliki konsekuensi negatif.

Peringkat empat: diet paleo dan sangat rendah karbohidrat/ketogenik dengan skor kurang dari 55

Huntriss mengatakan bahwa diet paleo bisa berpotensi tinggi lemak jenuh karena promosi terhadap produk hewani dan makanan seperti minyak kelapa. Makanan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol yang dianggap berisiko terhadap penyakit jantung.

Sementara diet keto memang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang relatif lebih cepat dan kontrol gula darah lebih baik dalam jangka pendek. Namun, Huntriss mengingatkan bahwa diet ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dan risiko penyakit jantung dalam jangka panjang.

error: Content is protected !!
Exit mobile version