Jenis-jenis Anemia Pada Ibu Hamil yang Pantang Diabaikan

Jenis-jenis Anemia Pada Ibu Hamil yang Pantang Diabaikan

harianfakta.com – Anemia merupakan kondisi umum yang dialami para ibu hamil. Anemia atau kekurangan sel darah merah pada bumil ternyata dibagi menjadi tiga jenis yang pantang diabaikan.

Diketahui, saat hamil tubuh wanita memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Oleh sebab itu, ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi dan vitamin untuk memproduksi komponen-komponen pendukung darah, seperti sel darah merah dan hemoglobin (protein).

Sayangnya, berbagai kondisi selama kehamilan, termasuk morning sickness dan kurangnya asupan zat besi sering membuat wanita mengalami anemia. Kondisi ini menyebabkan tubuh bumil terasa lebih lemah.

Mengutip WebMD, ada tiga jenis anemia yang dapat menyerang ibu hamil, yaitu:

1. Anemia defisiensi besi

Jenis anemia ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi. Padahal, zat besi adalah komponen utama untuk memproduksi hemoglobin.

Tanpa zat besi yang cukup, ibu hamil akan kekurangan hemoglobin sehingga sel-sel darah merah tidak mampu membawa cukup oksigen ke jaringan tubuh.

Kekurangan zat besi pada ibu hamil juga dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan janin.

Gejala anemia defisiensi besi yang kerap dirasakan para bumil, antara lain:

  • pusing
  • kelelahan
  • lesu
  • kuku rapuh
  • sindrom kaki gelisah
  • sesak napas

Anemia defisiensi besi pada bumil dapat diatasi dengan konsumsi suplemen, konsumsi daging sapi, kacang polong, bayam, alpukat, hingga obat sesuai resep dokter.

2. Anemia defisiensi folat

Folat atau asam folat merupakan vitamin yang ditemukan secara alami dalam makanan tertentu seperti sayuran berdaun hijau. Tubuh membutuhkan folat untuk memproduksi sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang sehat.

Kekurangan folat selama kehamilan, dapat menyebabkan cacat lahir tertentu, seperti kelainan tabung saraf (spina bifida) dan berat badan lahir rendah.

3. Anemia defisiensi vitamin B12

Anemia defisiensi vitamin B12 merupakan kondisi saat tubuh ibu hamil kekurangan vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan penurunan sel darah merah sehat, hingga gangguan sistem saraf.

Ibu hamil yang tidak mengonsumsi daging, unggas, produk susu, dan telur memiliki risiko lebih besar mengalami kekurangan vitamin B12.

Gejala anemia defisiensi vitamin B12 sering tidak terlihat. Namun, umumnya para bumil mengeluhkan sesak napas, mati rasa, keseimbangan yang buruk, dan masalah memori.

Jika dibiarkan, kondisi ini menyebabkan cacat lahir, kelainan tabung saraf, dan persalinan prematur.

Faktor risiko anemia pada ibu hamil

Semua ibu hamil berisiko mengalami anemi. Hal itu karena wanita yang sedang mengandung membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat, dibandingkan dengan kondisi sebelum hamil.

Selain itu, risiko anemia akan meningkat, apabila:

  • hamil anak kembar (lebih dari satu anak)
  • memiliki jarak kehamilan yang berdekatan
  • terlalu sering muntah karena morning sickness
  • wanita yang hamil di bawah usia 17 tahun
  • jarang konsumsi makanan mengandung zat besi
  • memiliki riwayat anemia sebelum hamil

Pentingnya tes darah selama kehamilan

Dokter kandungan atau bidan biasanya merekomendasikan para bumil untuk melakukan tes darah pada trimester pertama dan ketiga kehamilan.

Tes darah ditujukan sebagai upaya pertama dalam mengetahui faktor risiko anemia. Tes darah pada ibu hamil biasanya meliputi:

  • Tes hemoglobin: mengukur kadar hemoglobin (Bb) dalam darah. Pada trimester pertama, Hb normal berkisal antara 11,6-13,9 gr/dL, trimester kedua antara 9,7-14,8 gr/dL, sementara pada trimester tiga yaitu 9,5-15 gr/dL.
  • Tes hematrokit: bertujuan mengukur presentase sel darah merah dalam sampel darah.
error: Content is protected !!
Exit mobile version