Jenis Obat yang Ampuh Meredakan Batuk Berdahak dan Batuk Tidak Berdahak

Jenis Obat yang Ampuh Meredakan Batuk Berdahak dan Batuk Tidak Berdahak

harianfakta.com – Batuk menjadi gangguan kesehatan yang paling banyak dikonsultasikan ke dokter. Minum obat pasti menjadi solusi Anda saat gejala ini tak sembuh-sembuh. Ada banyak jenis obat over the counter (OTC), alias obat bebas, yang bisa digunakan untuk menyembuhkan batuk.

Namun, tentu Anda harus memahami dengan baik jenis batuk yang dialami, apakah batuk berdahak atau batuk tidak berdahak. Mengenali jenis batuk yang dialami membantu Anda mendapatkan obat yang paling ampuh meredakan batuk.

Perbedaan batuk berdahak dan tidak berdahak

Pada dasarnya, batuk adalah refleks tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang berada di saluran napas. Terdapat dua jenis batuk yaitu berdahak dan tidak berdahak. Keduanya memiliki penyebab yang berbeda.

Mengutip dari Harvard Medical School, batuk berdahak atau batuk basah menghasilkan lendir dari dalam paru-paru dan sinus. Saat mengalami ini, Anda akan merasakan sensasi batuk yang sesak di dada disertai suara ngik-ngik atau mengi.

Sementara itu, batuk kering tidak disertai dengan lendir. Namun, batuk kering sering datang bersamaan dengan masalah kesehatan lain, misalnya gatal tenggorokan, infeksi saluran napas, sampai asam lambung naik (GERD).

Pilihan obat batuk berdahak dan batuk tidak berdahak

Batuk bisa ditangani secara mandiri dengan menggunakan obat yang dijual di apotek atau supermarket tanpa resep dokter. Sebagian besar jenis obat batuk nonresep biasanya dikemas dalam bentuk sirup dibandingkan bentuk tablet.

Meski mudah diperoleh, bukan berarti Anda bisa sembarang minum obat yang dijual bebas. Alih-alih cepat sembuh, gejalanya malah akan semakin parah jika salah mengonsumsi obat.

Umumnya, batuk berdahak disebabkan adanya dahak yang menumpuk di saluran pernapasan. Sementara, batuk tidak berdahak tidak disertai dahak sehingga tenggorokan kerap terasa kering dan perih selama batuk berlangsung.

Merujuk artikel dalam Journal of Pediatric Health Care, berikut merupakan rekomendasi obat OTC apa saja yang aman dan cukup ampuh meredakan batuk.

1. Dekongestan

Dekongestan adalah jenis obat untuk melegakan batuk berdahak dan hidung berair atau tersumbat karena pilek, reaksi alergi, radang selaput lendir di hidung, dan sinusitis. Dekongestan juga dapat digunakan sebagai obat batuk tidak berdahak yang disebabkan alergi dan infeksi saluran napas.

Dekongestan yang biasanya digunakan untuk mengatasi batuk adalah jenis phenylephrine dan pseudoefedrin.

Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan pembuluh darah di hidung sehingga membantu saluran udara lebih terbuka. Dengan begitu, Anda akan cenderung lebih jarang batuk.

Dekongestan sebaiknya tak dikonsumsi oleh anak-anak di bawah umur 12 tahun. Dekongestan hanya ditujukan untuk pengobatan batuk jangka pendek, tidak lebih dari 5 hari. Obat dekongestan biasanya tersedia dalam bentuk spray, cairan, kapsul, dan sirup.

2. Supresan atau antitusif

Jika Anda mengalami batuk tidak berdahak, pastikan jenis obat yang Anda pilih berlabel supresan atau antitusif yang bekerja langsung pada otak.

Supresan atau antitusif akan menghambat fungsi batang otak yang mengatur respons dan refleks batuk sehingga frekuensi batuk dapat berkurang.

Ada bermacam-macam obat antitusif, dan kebanyakan di antaranya termasuk dalam golongan opioid yang memiliki efek samping berupa rasa kantuk dan ketergantungan.

Itu sebabnya, obat ini lebih ampuh dan lebih baik jika diberikan sesuai anjuran dokter. Beberapa jenis antitusif yang banyak digunakan dalam obat batuk tidak berdahak, antara lain:

    Dekstrometorfan: jenis obat supresan yang mengandung dekstrometorfan mampu menghambat refleks batuk sehingga frekuensi batuk tidak berdahak akan berkurang.

    Kodein: kandungan kodein atau senyawa opiat (turunan opium) ini sering ada dalam obat antitusif. Kodein memiliki sifat analgesik, yaitu mengurangi nyeri ringan hingga berat, sehingga nyeri saat batuk berkurang.

3. Ekspektoran

Kandungan ekspektoran sangat berguna saat Anda batuk dan merasa sesak napas karena dahak atau lendir yang memenuhi paru-paru.

Ekspektoran bekerja dengan cara mengencerkan dahak sehingga Anda bisa bernapas lebih lancar dan lega. Maka dari itu, ekspektoran menjadi obat batuk berdahak yang paling ampuh.

Sementara Guaifenesin adalah kandungan ekspektoran yang berfungsi mengencerkan dahak yang menyelimuti paru-paru tersebut.

Guaifenesin ini biasanya bekerja selama 12 jam, tetapi sebaiknya ikuti aturan minum obat yang tertera di kemasan obat. Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk sirup maupun tablet.

4. Mukolitik

Berbeda dengan ekspektoran, obat batuk berdahak ini bekerja dengan mengubah sifat fisik lendir sehingga dapat memecah lendir yang menggumpal menjadi lebih encer.

Kandungan aktif pada obat yang menjalankan fungsi ini adalah bromhexine dan asetilsistein. Contoh obat-obatan mukolitik adalah bromheksin, asetilsisitein, dan ambroksol.

5. Antihistamin

Bila Anda mengalami reaksi alergi, tubuh akan melepaskan histamin. Pelepasan zat histamin ini bisa memicu munculnya batuk tidak berdahak, mata dan hidung berair.

Guna dapat menyembuhkan batuk tidak berdahak akibat alergi, Anda perlu menggunakan obat dengan kandungan antihistamin yang mampu mengurangi efek pelepasan zat tersebut.

Ada dua jenis antihistamin yang memiliki efek samping berbeda dalam penggunaannya. Antihistamin versi lama yang bisa menimbulkan efek kantuk seperti:

    chlorphenamine (CTM),

    hydroxyzine, dan

    promethazine.

Sementara itu, antihistamin terbaru seperti loratadin, cetirizine, dan levocetirizine tidak terlalu menyebabkan kantuk.

6. Obat kombinasi

Obat kombinasi tersusun lebih dari satu kandungan aktif. Kegunaannya bisa untuk mengatasi gejala lain, seperti demam dan rasa nyeri. Jenis obat kombinasi bisa diminum bukan hanya saat batuk, melainkan juga pilek atau demam.

Biasanya obat kombinasi mencampur ekspektoran dan supresan dengan antihistamin, dekongestan, dan pereda nyeri.

Antihistamin berfungsi untuk meredakan gatal di tenggorokan dan juga memiliki efek penenang. Sedangkan, dekongestan mampu meringankan hidung tersumbat.

Obat kombinasi yang mengandung cough suppressants sebaiknya tak digunakan untuk mengobati batuk berdahak. Jenis ini lebih tepat digunakan untuk menyembuhkan batuk tidak berdahak.

Jika yang Anda alami adalah batuk berdahak, sebaiknya pilihlah pengobatan kombinasi dengan ekspektoran dan dekongestan.

Cobalah untuk membaca komposisi dari obat kombinasi, apalagi bagi Anda yang juga sedang dalam pengobatan meminum obat lainnya karena dapat meningkatkan risiko overdosis.

Sebagai contoh, meminum obat kombinasi bersamaan dengan paracetamol sama dengan mengonsumsi dosis paracetamol yang dua kali lipat besarnya.

Anda bisa memilih Siladex Mucolytic & Expectorant sebagai obat batuk andalan dalam mengatasi batuk berdahak.

Dengan memiliki kandungan bromhexine HCL dan guaifenesin di dalamnya, Siladex ME dapat membantu meredakan batuk berdahak dan mempermudah pengeluaran dahak Anda.

Untuk batuk tidak berdahak disertai alergi, Anda bisa mengonsumsi Siladex DMP dan Siladex Antitusive yang mengandung Dextromethorphan Hbr dan Diphenhydramine HCL.

Summary

7. Obat topikal atau balsam usap

Untuk membantu meredakan gejala, Anda juga bisa menggunakan jenis obat topikal. Obat ini digunakan dengan cara dioleskan ke tubuh atau dihirup secara langsung.

Obat oles ini biasanya juga digunakan untuk meringankan gejala lain yang menyertai batuk berdahak dan batuk tidak berdahak seperti hidung tersumbat.

Kandungan obat ini biasanya adalah minyak kayu putih, kampor, dan mentol yang memberikan efek hangat yang melegakan tenggorokan, mengurangi frekuensi batuk, dan membuat napas lebih lancar. Obat ini biasanya berbentuk balsem, obat hirup, atau vaporizer.

Bagi Anda yang memiliki alergi saluran pernapasan atau asma, Anda berisiko lebih sering terkena penyakit batuk. Maka dari itu, penting untuk menyimpan persedian obat-obatan nonresep di atas sebagai penanganan pertama.

Obat batuk berdahak dan batuk tidak berdahak yang diresepkan dokter

Apabila gejala batuk berdahak atau batuk tidak berdahak tidak juga sembuh setelah lebih dari 2-4 minggu (batuk kronis), sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.

Pengobatan medis biasanya ditentukan setelah dokter berhasil mendiagnosis jenis penyakit penyebab batuk melalui serangkaian pemeriksaan.

Di awal pemeriksaan, saat dokter belum dapat memastikan penyebab dari batuk yang Anda alami, biasanya dokter akan memberikan obat jenis supresan. Dari diagnosis, dokter dapat memberikan resep obat batuk yang paling ampuh.

Pengobatan yang diresepkan dokter akan tergantung dari penyakit penyebab batuk tersebut. Biasanya dokter akan merekomendasikan beberapa jenis obat berikut ini.

    Antihistamin, kortikosteroid, dan dekongestan: Dalam standar pengobatan batuk, dokter biasa memberikan ketiga obat ini untuk mengurangi gejala yang disebabkan oleh alergi, infeksi saluran napas atas, dan post-nasal drip.

    Kortikosteroid dan bronkodilator: Dapat dengan efektif menghentikan batuk yang disebabkan oleh asma karena mereduksi inflamasi dan melegakan saluran pernapasan.

    Acid blocker: Obat jenis ini akan diberikan saat hasil diagnosis memperlihatkan terdapat produksi asam yang mengiritasi tenggorokan, biasanya disebabkan oleh kondisi naiknya asam lambung.

    Antibiotik: antibiotik diberikan hanya jika penyebab batuk yang Anda alami adalah infeksi bakteri, seperti pertusis. Amoxicilin merupakan antibiotik untuk batuk yang umum diresepkan dokter.

Antibiotik hanya dapat mengobati batuk akibat infeksi bakteri. Ketika Anda terus meminum antibiotik untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh infeksi virus, pengobatan antibiotik menjadi tidak efektif.

Bahkan, minum antibiotik sembarangan dan tidak mengikuti anjuran dokter bisa membuat Anda berisiko mengalami resistensi antibiotik.

Ini adalah kondisi di mana bakteri sudah kebal terhadap perlawanan dari antibiotik. Bakteri tetap bertahan dan terus berkembang, memperparah infeksi di saluran pernapasan. Alhasil batuk Anda pun tak kunjung sembuh.

Perhatikan hal ini sebelum minum obat batuk

Bacalah aturan pemakaian obat dengan teliti sebelum mengonsumsinya, terutama untuk obat bebas tanpa resep.

Apabila obat diperoleh dari resep dokter, pastikan Anda meminum sesuai dengan yang aturan yang dianjurkan.

Bukannya lebih cepat sembuh, menambah dosis penggunaan obat dapat menimbulkan efek samping berbahaya.

Hindari menggunakan dua jenis obat batuk secara bersamaan selain yang dianjurkan oleh dokter. Obat mengandung zat aktif yang perlu disaring di dalam hati.

Semakin banyak obat yang diminum, akan semakin keras pula hati bekerja. Risiko kerusakan hati dan overdosis pun meningkat.

Ikuti informasi terbaru dan cerita para pejuang COVID-19 di sekitar kita. Ayo gabung komunitas sekarang!

10

Topik

226

Postingan

4.7k

Anggota

Informasi penting COVID-19

Update COVID-19

Vaksinasi: Apa yang perlu Anda ketahui

Komunitas pendukung kesehatan mental

Sembuh dari COVID-19

error: Content is protected !!
Exit mobile version