Miris Kehidupan Warga Korsel, Kasus Gangguan Mental Melonjak

Miris Kehidupan Warga Korsel, Kasus Gangguan Mental Melonjak

Miris Kehidupan Warga Korsel, Kasus Gangguan Mental Melonjak

harianfakta.com – Kasus ADHD (Attention Deficit Hyperacitivy) di Korea Selatan terus mengalami peningkatan selama empat tahun. Dalam periode 2017 hingga 2021 jumlahnya mencapai dua kali lipatnya.

Mengutip Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ADHD adalah gangguan psikiatrik yang umum dialami anak-anak dan remaja. Gejala yang tampak meliputi gangguan memfokuskan perhatian secara berlebihan dan hiperaktivitas.

Disebutkan, pada tahun 2017, jumlah kasus ADHD di Koreas Selatan mencapai 53.056 kasus. Angka itu dilaporkan melonjak jadi 102.322 orang pada tahun 2021 lalu. Kasus pada remaja menyumbang jumlah terbanyak, mencapai 42.265 orang atau 41,3% dari total kasus.

Berikutnya adalah anak di bawah usia 9 tahun sebesar 22,3% (24.331 orang). Dan kelompok usia 20-an tahun sebanyak 21,6% (22.132 orang).

“Sebagian besar pasien ADHD setelah masuk sekolah dasar, jadi banyak pasien remaja dibandingkan dengan kelompok usia lainnya,” kata Profesor di Rumah Sakit Ilsan Ahn Jae-eun, dikutip dari Korea Herald, Jumat (3/3/2023).

Sebagai informasi, pasien ADHD sulit memerhatikan atau fokus, aktivitas berlebihan, atau kesulitan mengendalikan perilaku. Hal ini bisa mengakibatkan prestasi sekolah yang buruk.

Gejala yang dialami orang-orang tersebut adalah tidak memperhatikan di kelas, bosan dengan tugas sekolah, terus bergerak, perhatian yang selalu teralihkan, dan melontarkan komentar tidak pantas.

Penyebab sebagian kasus tidak diketahui. Namun diyakini karena ada faktor genetik di dalamnya, lingkungan dan juga sosial. Selain itu juga terkadang karena cedera otak, merokok, dan minum (alkohol) selama kehamilan, atau terpapar material mengandung timbal.

Dilaporkan, sekitar 60% penderita ADHD menderita akibat gangguan tersebut bahkan hingga dewasa, sementara 40% lainnya berhasil diobati.

Dan, jika tak mendapat perawatan yang tepat, gejalanya dapat menyebabkan kesulitan melakukan berbagai aktivitas dan kehidupan, seperti masalah antar pribadi atau kesulitan mengelola keuangan.

error: Content is protected !!
Exit mobile version