Imbas Gelombang Unjuk Rasa, Presiden Peru Memperpanjang Keadaan Darurat Selama Sebulan ke Depan

Imbas Gelombang Unjuk Rasa, Presiden Peru Memperpanjang Keadaan Darurat Selama Sebulan ke Depan

harianfakta.com – Peru telah memperpanjang keadaan darurat selama sebulan lagi di ibu kota Lima dan dua wilayah selatan saat protes terhadap pemerintah telah memicu kekerasan terburuk negara tersebut dalam 20 tahun. Peru pertama kali mengumumkan keadaan darurat nasional selama sebulan pada pertengahan Desember 2022, tak lama setelah demonstrasi pecah atas penggulingan mantan Presiden Pedro Castillo.

Lebih dari 40 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan sejak awal Desember. Perpanjangan keadaan darurat diperpanjang oleh Presiden Dina Boluarte pada Sabtu, 14 Januari 2023 waktu setempat.

Boluarte memberi wewenang khusus pada polisi dan membatasi kebebasan di antaranya hak berkumpul. Peraturan tersebut berlaku untuk Lima serta wilayah selatan Puno dan Cusco.

Pembatasan itu mencakup jam malam 10 hari di Puno, dengan hampir setengah dari korban tewas. Dalam demonstrasi di Lima pada hari Sabtu, pengunjuk rasa mengibarkan bendera negara di samping spanduk berbingkai hitam sebagai tanda berkabung.

Mereka juga mengecam Boluarte, mantan wakil presiden Castillo, yang sehari sebelumnya telah meminta maaf atas kematian tersebut sambil menyerukan penyelidikan.

“Dia munafik. Dia bilang maaf, maaf, tapi dia tidak keluar untuk berbicara. Dia mengirim polisi militer untuk membunuh,” kata seorang pengunjuk rasa bernama Tania Serra, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Pada 12-13 Januari 2023, jajak pendapat oleh Ipsos Peru yang diterbitkan surat kabar menunjukkan 71 persen orang Peru tidak menyetujui kepemimpinan Boluarte. Persentase tersebut naik dari bulan Desember yang mencapai 68 persen.

Para pengunjuk rasa menuntut Boluarte mundur serta menuntut kebebasan Castillo yang ditangkap karena ‘pemberontakan’.

Dina Boluarte dilantik sebagai presiden Peru pada 7 Desember 2022 setelah pemungutan suara yang menghasilkan keputusan untuk memakzulkan Pedro Castillo. Sesuai konstitusi, masa jabatan Dina berakhir pada 26 Juli 2026.

Castillo dimakzulkan beberapa jam setelah ia mencoba membubarkan parlemen. Saat itu, dia menyatakan akan mengganti kongres dengan ‘pemerintah darurat luar biasa’.

Sebelumnya, Dina merupakan Wakil Presiden Peru . Dia merupakan presiden wanita pertama di Peru . Setelah dilantik menjadi presiden, ia menyerukan gencatan senjata politik untuk mengatasi krisis.***

error: Content is protected !!
Exit mobile version