Kapolsek Cilandak siap jadi orangtua asuh anak stunting di wilayahnya

Kapolsek Cilandak siap jadi orangtua asuh anak stunting di wilayahnya

harianfakta.com – Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Key menyatakan kesiapan dirinya untuk menjadi orang tua asuh anak tengkes (stunting) sebagai upaya menekan kasus tengkes di wilayahnya.

“Orang tua anak berusia empat tahun tersebut selama ini sudah memberikan makanan dan gizi terbaik, bahkan susu formula mahal,” kata Wahid Key kepada wartawan, di Jakarta, Kamis.

Wahid menuturkan orang tua anak tersebut juga sudah berkoordinasi dengan puskesmas untuk penanganan namun hingga kini belum ada perkembangan.

Maka dari itu, pihak Kepolisian memberikan perhatian lebih dan berkoordinasi dengan puskesmas untuk pelaksanaan program pemerintah terkait stunting.

Dalam kunjungannya, Kapolsek juga mengapresiasi orang tua anak yang secara terbuka menerima kedatangan Kapolsek Cilandak beserta rombongan didampingi ketua RW dan Bhabinkamtibmas.

“Kami memberikan bantuan berupa susu kemasan dan paket sembako kepada orang tua yang anaknya dikunjungi,” tambahnya.

Wahid menuturkan pihaknya tidak bisa menyampaikan perihal mengenai nama serta alamat dengan alasan pribadi keluarga sang anak.

Dengan demikian, adanya bantuan dari pihak Kepolisian menangani stunting, maka diharapkan semakin terciptanya sinergiantara masyarakat dan puskesmas dalam sosialisasi penekanan kekurangan gizi pada anak-anak.

Sebelumnya, Kelurahan Pondok Labu, Cilandak meraih penghargaan penanganan anak tengkes (stunting) melalui kegiatan Kelompok Peduli Gizi (KPG) Award yang diselenggarakan Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel).

“Kegiatan yang dituangkan ke dalam makalah bertajuk ‘Kelompok Peduli Gizi Umma Berakzi’ diajukan kepada panitia seleksi Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Ternyata menang,” kata Lurah Pondok Labu Nachnoer Vernier saat dihubungi, di Jakarta, Kamis.

Vernier menjelaskan yang dimaksud dengan “Umma Berakzi” yaitu singkatan dari Usaha Bersama Masyarakat Berikan Makanan Bergizi Untuk Pencegahan Stunting.

Disebutkan dalam makalah tersebut berisi serangkaian kegiatan mulai dari pencegahan, penjaringan, dan penanganan atau pemulihan untuk anak terduga stunting di wilayahnya.

“Kita ada inovasi gerakan orangtua asuh yang membantu anak terduga stunting dengan memenuhi makanan bergizi bagi mereka,” tambahnya.

Menurut data yang dibagikan Vernier, salah satu contoh yakni seorang balita berusia 31 bulan atau 2,5 tahun berinisial HA di wilayahnya memiliki berat badan 7,7 kilogram dan tinggi badan 74 cm.

Berat badan dan tinggi badan HA diukur sebelum mengikuti program orang tua asuh pada bulan Juli 2022.

Lalu, setelah balita HA mengikuti program orang tua asuh dari bulan Agustus 2022 hingga Januari 2033 mendapat kenaikan berat badan 9,2 kilogram dan tinggi badan 82 cm.

error: Content is protected !!
Exit mobile version