News  

Mayoritas jasad di kuburan massal Izium Ukraina adalah warga sipil

Mayoritas jasad di kuburan massal Izium Ukraina adalah warga sipil

Berdasarkan perkiraan awal, warga sipil. Meskipun kami telah mendapatkan informasi bahwa ada juga (jasad) tentara, kami belum menemukan satu pun

Kiev (ANTARA) – Mayoritas jasad di kuburan massal yang ditemukan di Kota Izium, Ukraina timur, adalah warga sipil, ungkap kepala kepolisian Ukraina Ihor Klymenko, berdasarkan perkiraan awal.

Sebelumnya otoritas Ukraina mengatakan telah menemukan kuburan massal yang berisi 440 jasad di Kota Izium, bekas markas garis depan pasukan Rusia. Menurut dia, ini adalah bukti kejahatan perang yang dilakukan penyerang.

Rusia belum mengomentari masalah tersebut secara terbuka. Pasukan Rusia melarikan diri dari Izium saat terjadi serangan balasan besar-besaran dari Ukraina, yang merebut kembali sebagian besar wilayah timur laut Kharkiv pekan lalu.

Ditanya apakah temuan di Izium mayoritas berisi warga sipil atau tentara, Klymenko saat konferensi pers mengatakan: “Berdasarkan perkiraan awal, warga sipil. Meskipun kami telah mendapatkan informasi bahwa ada juga (jasad) tentara, kami belum menemukan satu pun.”

Baca juga: Kuburan massal ditemukan, Zelenskyy: Rusia lakukan kejahatan perang

Penggalian masih terus dilakukan, katanya menambahkan.

Selain jasad dari kuburan massal, Klymenko juga mengungkapkan sejauh ini sekitar 50 korban tewas warga sipil telah ditemukan di wilayah Kharkiv pekan lalu.

Klymenko lantas mengatakan kepada stasiun TV Ukraina bahwa tujuh mahasiswa Sri Lanka dipenjara dan disiksa di Kota Vovchansk dekat perbatasan Rusia. Menurutnya, kuku mereka telah dicabut dengan menggunakan tang.

Sementara itu, Reuters belum dapat memverifikasi laporan tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kuburan massal lebih dari 440 jenazah ditemukan di Izium Ukraina

Baca juga: Kabar Ukraina: Dari kuburan massal hingga larangan impor barang Rusia

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version