Travel  

6 Tempat Wisata di Nduga Terbaru & Paling Hits

6 Tempat Wisata di Nduga Terbaru & Paling Hits

harianfakta.com – Sudah bukan rahasia umum lagi jika daerah-daerah yang ada di Indonesia populer dengan beragam tempat wisata dengan konsep alam sampai kekinian yang menarik untuk dikunjungi. Dari Sabang sampai Merauke ada banyak sekali tempat wisata sehingga Indonesia tidak pernah sepi dari wisatawan terutama wisatawan mancanegara.

Sebagian besar wisatawan mungkin masih asing dengan kawasan wisata Nduga. Salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Papua dengan luas wilayah kurang lebih 2.168 km2. Kabupaten Nduga termasuk kawasan yang berada dalam zona merah dan terisolir, namun pesona alam disana tergolong begitu menakjubkan.

Ada beragam kekayaan alam yang masih perawan karena belum terjamah dengan banyak pembangunan sehingga suasana disana masih sangat asri. Walaupun nama kabupaten yang berada di ujung paling timur di Indonesia ini tidak populer di telinga wisatawan, namun kawasan tersebut menyimpan keunikan dan keistimewaan tersendiri. Berikut rekomendasi tempat wisata hits di Nduga yang menarik Anda jelajahi.

1. Danau Habema

Destinasi wisata yang berada di salah satu dari 8 distrik yakni Distrik Asotipo yang ada di Kabupaten Nduga ini berlokasi di Desa Tailarek. Lokasinya tidak jauh dari kawasan Wamena, tepatnya di kaki Gunung Trikora. Danau cantik ini sangat pantas mendapatkan julukan ‘danau di atas awan’ karena letaknya ada di ketinggian.

Julukan tersebut disematkan pada Danau Bahema karena merupakan salah satu dari beberapa danau yang letaknya paling tinggi di Indonesia. Karena letaknya di dataran tinggi itulah yang membuat wisatawan merasakan seolah berada di atas awan. Pemandangan alam yang disuguhkan tampak sangat eksotis.

Danau Habema sendiri dikelilingi oleh hamparan tanah yang luas dan juga pegunungan. Untuk bisa sampai di lokasi danau ini, wisatawan harus menggunakan kendaraan bermotor dan melalui akses jalan yang sedikit menanjak. Kendaraan yang digunakan harus dipastikan benar-benar fit sehingga aman sampai ke tujuan.

Saat mengunjungi Danau Habema, wisatawan juga akan menemui dua tempat wisata lainnya yang memiliki sisi menariknya tersendiri. Dalam satu jalur terdapat tiga tempat wisata sekaligus, yakni Danau Bahema, Taman Nasional Lorentz dan Batas Batu. Sehingga sekali jalan wisatawan akan menemukan ketiga tempat wisata tersebut.

2. Pantai Ipaya

Di kabupaten Nduga ada juga wisata pantai yang masih alami karena belum banyak tersentuh oleh pembangunan pemerintahan. Pantai Ipaya yang terletak di Desa Paripi ini menyuguhkan pemandangan alam yang eksotis dan tak kalah cantiknya dengan kawasan pantai lainnya sehingga pantai ini menjadi destinasi liburan yang menarik.

Warna air lautnya biru dan begitu jernih ditambah dengan pemandangan langit biru tampak seperti lukisan alam yang terwujud secara nyata. Garis pantainya panjang dan hamparan pasir pantainya begitu bersih. Daerah Ipaya sendiri termasuk pusat pariwisata yang memiliki kekayaan alam melimpah.

Daya tarik pantai ini adalah garis pantainya merupakan penghubung antara tiga pedesaan sekaligus yakni Paripi, Yaraya, dan Ipiri. Oleh karena itu, wisatawan yang datang ke Pantai Ipaya bisa menjelajah ke tiga pedesaan di sekitarnya. Lokasi pantai cukup mudah dijangkau melalui perjalanan laut dilanjutkan dengan perjalanan darat.

Perjalanan ke lokasi dimulai dari kota Timika ke Pelabuhan Pomako dalam waktu sekitar 1,5 jam dengan jarak kurang lebih 43 km melalui perjalanan darat. Untuk sampai di lokasi, wisatawan harus menempuh perjalanan laut dari pelabuhan Pomaku menuju ke kampung Ipaya menggunakan transportasi perahu.

Perjalanan laut tersebut akan memakan waktu kurang lebih 2 jam yang jarak tempuhnya sekitar 70 km. Pantai Ipaya termasuk pantai yang tidak terlalu ramai sehingga sangat direkomendasikan untuk wisatawan yang membutuhkan healing di tempat yang menenangkan.

3. Puncak Trikora

Objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Nduga tepatnya di Distrik Tagineri, Desa Trikora adalah Puncak Trikora. Nama tempat wisata ini mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan sebagian wisatawan. Asal usul nama Trikora didapatkan dari singkatan ‘Tri Komando Rakyat’ hasil ciptaan Presiden Soekarno di tahun 1961.

Yang menarik dari Puncak Trikora adalah adanya daratan salju, trek pendakian yang tergolong sulit dan menantang, serta adanya kawasan hutan Ericaceous dan hutan Montae. Istilah ‘puncak’ disematkan di tempat wisata ini karena berupa gunung dengan tinggi di atas permukaan laut mencapai 4,751 meter.

Gunung ini termasuk gunung tertinggi urutan ketiga di Indonesia setelah Puncak Mandala dan Puncak Jaya yang letaknya juga di wilayah Papua. Ketinggian Puncak Trikora terbilang cukup ekstrim sehingga wisatawan yang ingin mendaki harus menyiapkan fisik yang benar-benar fit.

Puncak Trikora mempunyai kawasan hutan yang kerap disebut dengan Disterokarp Atas, Disterokarp Bukit, dan Hutan Mantone. Pada mulanya tempat wisata ini populer dengan sebutan Puncak Wilhelmina ketika zaman Belanda. Setelah itu namanya menjadi Puncak Trikora semenjak Indonesia dipimpin oleh Soekarno sebagai presiden.

Keistimewaan Puncak Trikora dibandingkan dengan puncak yang lain adalah daratannya memiliki salju. Oleh karena itu, gunung ini merupakan satu-satunya gunung tropis yang ada di Papua dan mempunyai daratan bersalju sehingga mendaki gunung ini memberikan sensasi berbeda dengan cuaca yang sangat dingin.

4. Batas Batu

Ada lagi tempat wisata Batas Batu yang menyuguhkan pesona alam dengan keunikan tersendiri dibandingkan tempat wisata lainnya. Sebagian besar wisatawan mengira Batas Batu adalah tempat wisata yang didominasi dengan bebatuan. Padahal kenyataannya Batas Batu tidak sesederhana itu.

Tempat wisata ini merupakan gunung dengan bebatuan yang susunannya mirip seperti benteng. Dinamakan Batas Batu karena gunung bebatuan ini berada di perbatasan antara Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Nduga. Suhu udara disana begitu dingin dimana suhunya bisa mencapai 4 sampai 5 derajat celcius.

Karena suhu dinginnya cukup ekstrim, maka daerah yang letaknya dekat dengan tempat wisata ini tidak terdapat kawasan pemukiman penduduk. Yang menarik dari Batas Batu adalah adanya bebatuan berukuran besar dan berwarna putih seolah seperti diselimuti salju.

Meskipun kondisi suhunya sangat dingin, wisatawan bisa mengunjunginya asalkan dengan menggunakan pakaian yang tebal dan hangat. Selain itu, wisatawan juga harus membawa bekal makanan serta minuman sendiri karena tidak ada warung makanan di kawasan wisata ini.

5. Kampus Biru

Berlokasi di Distrik Mimika Tengah, tepatnya di Desa Atuka, tempat wisata yang dinamakan dengan Kampus Biru ini bukan merupakan bangunan kampus. Kampus Biru merupakan kawasan wisata pantai dengan beberapa kolam berisikan air tawar di sekeliling pantai. Garis pantainya begitu indah dan memiliki pesona laut eksotis.

Di Kampus Biru ini wisatawan bisa melakukan aktivitas seperti bermain pasir, berenang di kawasan bibir pantai dan piknik bersama keluarga di sekitaran garis pantai. Selain itu, wisatawan juga tidak pernah melewatkan momen untuk berfoto selfie dengan latar belakang pemandangan pantai dan langit yang biru.

Pemandangan alam yang disuguhkan pantai Kampus Biru masih sangat alami karena belum banyak pembangunan yang dilakukan disana. Ombaknya termasuk tenang sehingga wisatawan bisa mengajak anak-anak untuk bermain pasir di bibir pantai. Ketika memasuki waktu senja, banyak wisatawan yang hunting foto di pantai ini.

6. Taman Nasional Lorentz

Papua mempunyai kawasan cagar alam bernama Taman Nasional Lorentz yang letaknya ada di kabupaten Merauke, Paniai, Fakfak dan Jaya Wijaya. Luas taman nasional yang merupakan warisan dunia ini adalah kurang lebih 2,4 juta hektar. UNESCO meresmikan warisan dunia ini di tahun 1999 silam.

Pemandangan yang disuguhkan begitu indah dengan keberagaman flora dan fauna sekitar 123 mamalia, 34 tipe vegetasi dan 630 jenis burung menambah indah pemandangan di taman nasional ini. Bahkan, Taman Nasional Lorentz diklaim sebagai salah satu tempat wisata yang memiliki ekosistem paling lengkap di dunia.

Sisi menarik lainnya adalah wisatawan akan banyak bertemu dengan masyarakat asli Papua seperti Suku Asmat, Suku Sempan, dan Suku Nduga. Tempat wisata ini banyak disukai oleh wisatawan karena keindahan dan pesona alam yang dimilikinya benar-benar tiada duanya.

Di dalam taman nasional ini terdapat operasi tambang berskala besar yang telah dilakukan sejak dahulu. Selain digunakan sebagai tempat berlibur wisatawan, taman nasional ini juga kerap dikunjungi oleh wisatawan pecinta alam dan peneliti. Penduduk asli Nduga mencetuskan ide kreatif dalam bentuk konservasi komunal.

Ada fakta unik terkait Taman Nasional Lorentz dimana nama ‘Lorentz’ merupakan nama dari penjajah yang berasal dari Belanda bernama Hendrikus Albertus Lorentz.

Penjajah Belanda tersebut melakukan ekspedisi di taman nasional ini dan mendapatkan keberhasilan sebanyak 10 kali. Tahun 1909 merupakan tahun terakhir Hendrikus melakukan ekspedisi disana.

Itulah beberapa tempat wisata yang populer di kabupaten Nduga. Meskipun termasuk wilayah yang terisolir, namun beberapa tempat menarik di atas menjadi bukti bahwa kabupaten yang terletak di wilayah Papua juga menarik untuk dikunjungi. Mayoritas tempat wisata disana bersuhu dingin yang ekstrim sehingga harus menyiapkan pakaian hangat.

error: Content is protected !!
Exit mobile version