Travel  

Tradisi Bulan Puasa di Negara Lain yang Sama dengan Indonesia

Tradisi Bulan Puasa di Negara Lain yang Sama dengan Indonesia

harianfakta.com – Bulan puasa atau bulan Ramadhan adalah rajanya bulan. Bulan yang hanya datang sekali dalam satu tahun ini selalu disambut dengan gegap gempita oleh seluruh umat muslim yang ada di seluruh dunia. Semua negara yang mempunyai penduduk yang beragam Islam punya cara dan tradisi khas dalam rangka menyambut kedatangan bulan puasa.

Uniknya, tradisi-tradisi tersebut muncul pula di Indonesia. kebiasaan dan tradisi tersebut menarik untuk ditelurusi. Entah faktor apa yang menyebabkan kesamaan tradisi tersebut bisa muncul, namun kali ini kita akan gali lebih dalam apa saja kesamaan tradisi di bulan suci Ramadhan di Indonesia dan di beberapa negara. Mari simak ulasannya!

1. Membersihkan Rumah Menjelang Bulan Puasa – Maroko

Tradisi bersih-bersih rumah dalam rangka menyambut bulan Ramadan dilakukan juga di Maroko. Sebelum berpuasa, masyarakat Maroko melakukan persiapan penyambutan Ramadan dengan melakukan bersih-bersih rumah termasuk membesihkan peralatan dapur dan furnitur lainnya.

Selan itu, bagian-bagian rumah diperbaiki, dindingnya dicat ulang agar terlihat segar dan baru. Lalu, setelahnya akan berkumpul dan berpesta bersama memeriahkan datangnya bulan puasa.

Tradisi yang sama ada pula di Indonesia, tepatnya di kota Bandung. Beberapa tahun yang lalu Bandung pernah sangat galib ketika menjelang Ramadan. Di Bandung dulu masyarakat mempunyai kebiasaan bergotong royong membersihkan kampung.

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang budayawan dari Bandung Ir Haryoto Kunto menceritakan bahwa sebelum datangnya bulan puasa, warga Bandung disibukan dengan berbagai kegiatan bersih-bersih.

Tradisi bersi-bersih ini awalnya hanya dilakukan di rumah dan di makam-makam kerabat saja. Istilahnya nadran atau nyekar. Namun, seiring waktu kegiatan bersih-bersih semakin meluas. Bukan hanya membersihkan rumah saja, tapi seluruh desa pun ikut dibersihkan.

Warga Bandung membersihkan rumah, mengecat ulang dinding, pagar dan membersihkan selokan dan gang, menyiangi rumput yang ada di jalan desa dan memperbaiki fasilitas umum di desa. Tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman pejajahan kolonial.

Di masa sekarang tradisi bersih-bersih desa dilakukan menjelang peringatan HUT RI. Menjelang hari ini, seluruh warga Indonesia bergotong royong membersihkan desa dan menghiasi lingkungannya dengan pernak-pernik 17 Agustusan.

2. Patrol Sahur – Mesir

Patrol sahur adalah salah satu tradisi yang seru di bulan puasa. Itu pula yang membuat malam-malam bulan puasa terasa berbeda. Setiap negara selalu ada acara untuk membangunkan orang sahur. Mesir dan Indonesia mempunyai kesamaan cara. Dua negara ini memunyai tradisi patrol sahur.

Di Mesir, orang yang bertugas menyerukan untuk bangun sahur disebut Mesaharaty, sang penyeru malam. Orang-orang ini akan berkeliling menyerukan untuk bangun sahur di sepanjang jalan-jalan desa sambil membawa alat-alat musik seperti drum. T

ernyata tradisi ini tidak hanya ada di Mesir. Di beberapa negara lain seperti Arab Saudi dan Yaman pun terdapat tradisi yang sama. Nah, di Indonesia, tradisi patrol sahur semakin semarak. Di daerah Jawa, patrol sahur bahkan menjadi sebuah festival musik dengan peralatan dan kostum yang lebih lengkap. Di daerah lain, patrol sahur dilakukan lebih sederhana.

Para pemuda dan beberapa warga berkeliling sambil membunyikan alat musik yang nyaring. Alat musik yang digunakan adalah alat-alat bekas pakai yang sering dijumpai seperti ember bekas, galon, kaleng bekas dan bedug serta kentongan. Mereka pun menyiapkan yel-yel atau seruan khusus untuk membangunkan sahur yang seirama dengan musik dari peralatan bekas tersebut.

3. Mengunjungi Sanak Famili dan Berbuka Bersama – Bangladesh

Bulan suci Ramadan merupakan sebuah momentum yang sangat penting dan berharga bagi semua umat muslim di dunia. Di Bangladesh, salah satu cara untuk menyambut bulan baik itu adalah dengan saling mengunjungi sanak famili dan bersantap bersama.

Pada saat buka puasa bersama masyarakat Bangladesh akan menyantap camilan manis khas yang disebut dengan jilapi. Di beberapa tempat di Indonesia pun ada yang melanggengkan tradisi serupa. Di masyarakat Sunda, misalnya. Keluarga yang pergi merantau dan keluarga yang berada jauh lainnya biasa berkumpul untuk buka bersama di hari pertama puasa.

4. Tembakan Meriam sebagai Tanda Buka Puasa, Sahur dan Imsak – Mesir

Waktu berbuka puasa biasanya ditandai dengan adanya suara azan magrib berkumandang. Ketika bunyi azan yang diperdengarkan dari pengeras suara masjid terdengar, umat muslim yang berpuasa boleh makan dan minum.

Di belahan bumi lain, penanda waktu berbuka puasa tidak hanya dengan mengumandangkan azan saja. Di Arab Saudi, penanda waktu berbuka puasa sedikit unik.

Alih-alih menggunakan bedug atau sesuatu yang lain, arab Saudi menggunakan meriam sebagai penanda masuknya waktu buka puasa. Meriam Ramadhan dibunyikan pula di waktu sahur dan imsak serta sebagai tanda masuknya tanggal 1 Syawal.

Penggunaan meriam sebagai penanda waktu berbuka puasa di Mesir berawal dari Kesultanan Mamluk di abad 19. Kala itu, sultan ingin menguji meriam keluaran terbaru. Percobaan tersebut dilakukan bertepatan dengan waktu magrib.

Penduduk yang mendengar bunyi meriam itu mengira bahwa meriam adalah penanda waktu berbuka. Sangkaan penduduk tersebut membuat sultan kemudian menetapkan bahwa meriam akan menjadi penanda waktu berbuka di Mesir untuk seterusnya.

error: Content is protected !!
Exit mobile version